
Foto : Hari Kedua Layanan Kunjungan Natal, Stand Produk Kemandirian Warga Binaan Jadi Daya Tarik Pengunjung di Lapas Piru
Piru, suaratabaosonline.com - Memasuki hari kedua layanan kunjungan tatap muka Hari Raya Natal di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Piru, Sabtu (27/12), suasana hangat dan penuh kebersamaan masih terasa kuat. Ratusan pengunjung tampak antusias memanfaatkan kesempatan untuk bertemu keluarga, sekaligus menikmati berbagai kegiatan yang disiapkan oleh pihak lapas.
Salah satu yang menjadi sorotan utama pengunjung adalah stand hasil produk kemandirian warga binaan. Beragam hasil karya seperti roti olahan, kerajinan tangan, dan produk kreatif lainnya dipamerkan dan menarik perhatian para pengunjung. Tidak sedikit dari mereka yang berhenti sejenak untuk melihat, bertanya, bahkan membeli produk sebagai bentuk dukungan terhadap program pembinaan yang dijalankan lapas.
Kepala Lapas Kelas IIB Piru, Hery Kusbandono, mengatakan bahwa kehadiran stand produk kemandirian merupakan bagian dari upaya lapas untuk menunjukkan proses pembinaan yang produktif dan bermanfaat. “Melalui kegiatan ini, kami ingin memperlihatkan bahwa warga binaan terus dibina agar memiliki keterampilan dan kesiapan untuk kembali ke masyarakat secara lebih baik,” ujarnya.
Senada dengan itu, Kasubsi Kegiatan Kerja, Ode Mustafa, menjelaskan bahwa program kemandirian dirancang untuk membangun etos kerja dan rasa percaya diri warga binaan. “Produk-produk yang ditampilkan hari ini adalah hasil kerja mereka sendiri. Kami berharap ini bisa memotivasi warga binaan sekaligus menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap proses pembinaan di lapas,” ungkapnya.
Antusiasme juga datang dari para pengunjung. Salah seorang pengunjung mengaku terkesan dengan kualitas produk yang dihasilkan. “Saya tidak menyangka hasilnya sebagus ini. Ini menunjukkan bahwa warga binaan benar-benar dibina dan diberi kesempatan untuk berkembang,” tuturnya.
Melalui layanan kunjungan Natal dan pameran produk kemandirian ini, Lapas Kelas IIB Piru tidak hanya membuka ruang silaturahmi antara warga binaan dan keluarga, tetapi juga membangun jembatan kepercayaan dengan masyarakat, bahwa lapas adalah tempat pembinaan yang humanis, produktif, dan berorientasi pada perubahan ke arah yang lebih baik. (£30)

