
Foto : Gubernur Maluku Hadiri Perayaan 209 Tahun Baptisan dan 150 Tahun Gereja PNIEL Ouw
Ambon, suaratabaosonline.com — Negeri Ouw, Pulau Haruku, Sabtu (27/12), larut dalam suasana iman dan sejarah. Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa hadir langsung menyaksikan perayaan 209 tahun Baptisan pertama di Negeri Ouw sekaligus 150 tahun berdirinya Gedung Gereja PNIEL Jemaat GPM Ouw, sebuah momentum langka yang sarat makna spiritual dan kebanggaan kolektif.
Perayaan dimulai dengan prosesi long march para pendeta dan umat jemaat GPM Ouw. Diiringi alunan musik suling yang lirih dan sakral, rombongan bergerak perlahan menuju lokasi acara. Prosesi ini dipimpin Pdt. J. Haurissa bersama Raja Negeri Ouw, Wellem Pelupessy, menciptakan pemandangan yang mengikat iman, adat, dan sejarah dalam satu langkah bersama.
Sesampainya di depan Gereja PNIEL, sebuah simbol penting diserahkan. Pdt. J. Haurissa menyerahkan obor, lambang api Injil Kristus yang tak pernah padam kepada Ketua Majelis Jemaat, Pdt. Erick Nanuru. Api itu kemudian diteruskan kepada Wakil Ketua I MPH Sinode GPM, Pdt. Ricardo Rikumahu, sebagai tanda berlanjutnya perjalanan iman umat Tuhan dari generasi ke generasi.
Setelah prosesi, kebaktian berlangsung dengan khidmat. Gubernur Maluku bersama rombongan memasuki gedung gereja dan mengikuti seluruh rangkaian ibadah bersama jemaat yang memadati PNIEL, gereja tua yang telah menjadi saksi perjalanan iman Negeri Ouw sejak 1875.
Dalam sambutannya, Gubernur Hendrik Lewerissa mengajak seluruh jemaat untuk terlebih dahulu menaikkan pujian dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja dan sumber kehidupan.
Ia menyebut kehadiran bersama dalam perayaan ini sebagai anugerah kasih karunia Tuhan yang patut dirayakan dengan sukacita dan kerendahan hati.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Maluku, saya mengucapkan selamat ulang tahun ke-150 Gedung Gereja PNIEL dan selamat memperingati 209 tahun Baptisan pertama di Negeri Ouw,” ujar Gubernur.
Ia menegaskan, perayaan ini bukan sekadar mengenang usia gereja dan jemaat, tetapi juga panggilan untuk hidup semakin berakar dalam Kristus, menjadi garam dan terang dunia, serta peduli terhadap sesama.
Gubernur mengibaratkan Gereja PNIEL sebagai sebuah bahtera yang telah melewati ombak dan gelombang zaman. Selama satu setengah abad, gereja ini berdiri tegak menghadapi berbagai tantangan sejarah, hanya karena penyertaan Tuhan. Dari masa ke masa, PNIEL tetap menjadi rumah persekutuan, tempat doa, dan pusat kehidupan rohani masyarakat Ouw.
Menurutnya, tidak banyak negeri yang mampu menjaga ingatan sejarah iman hingga lebih dari dua abad. Hal itu menjadi bukti bahwa masyarakat Negeri Ouw memiliki akar yang kuat pada nilai ketuhanan dan adat istiadat yang luhur.
Apresiasi khusus disampaikan kepada Ketua Majelis Jemaat dan seluruh perangkat pelayan, Pemerintah Negeri, panitia perayaan, serta seluruh warga Jemaat GPM Ouw baik yang tinggal di kampung halaman maupun di perantauan atas kesetiaan mereka merawat Gedung Gereja PNIEL dan menjaga warisan iman Baptisan pertama yang berusia 209 tahun.
Gereja PNIEL, kata Gubernur, adalah saksi nyata pengorbanan dan ketekunan masyarakat Ouw dalam menghargai warisan leluhur.
Peringatan 209 tahun Baptisan pertama, lanjutnya, harus menjadi pengingat jati diri sebagai umat Tuhan dan pemicu bagi generasi muda Negeri Ouw untuk menjaga warisan iman itu melalui perilaku hidup yang takut akan Tuhan.
Gubernur juga menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Maluku untuk terus mendukung pembangunan masyarakat berbasis keagamaan. Ia mengajak seluruh warga Jemaat GPM Ouw untuk menjaga kerukunan, mempererat pela dan gandong, serta menjadi mitra pemerintah dalam menyukseskan pembangunan daerah.
Menutup sambutannya, Gubernur berharap Gereja PNIEL terus menjadi sumber berkat dan pusat pembinaan iman bagi umat percaya. “Mari kita jadikan momentum ini sebagai pengikat persaudaraan, penguat pelayanan, dan dasar sinergi dengan pemerintah, demi Maluku yang maju, sejahtera, dan damai — par Maluku pung bae,” tandasnya. (**)
